Cianjur,Jabar Liputan-6plus.com
Bupati Cianjur Herman Suherman Ikut angkat bicara dan memberi tanggapan terkait heboh puluhan siswi SMA Sulthan Baruna Cikadu Heboh dites kehamilan. Bahkan Herman pun menyebut para siswi tak perlu takut menjalani tes tersebut.
“Tidak perlu takut kalau memang tidak melakukan kenakalan remaja apalagi sampai hamil. Tinggal Jalani saja tesnya,” ujar Herman, Rabu (22/12/2025).
Menurut Heeman kebijakan tersebut dapat menjadi salah satu langkah untuk mencegah kenakalan remaja, sebab menimbulkan efek jera bagi para pelakunya.
“Mungkin tujuannya agar ada efek jera, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja apapun, terlebih pergaulan bebas,” tuturnya.
Namun, Herman juga mengingatkan pihak sekolah untuk mengutamakan pendidikan karakter dan siraman rohani sebelum menjalankan program tersebut.
“Memang sudah seharusnya sebelum melakukan tindakan itu, lebih ke edukasi dulu, kemudian perbanyak pendidikan karakter dan agama. Kalau tidak mempan, baru melakukan tindakan tersebut,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan siswi di Cianjur jalani tes kehamilan.Pihak sekolah mengklaim jika kebijakan dilakukan setiap selesai libur semester itu bertujuan untuk mencegah dan mengantisipasi kenakalan remaja.
Dalam video yang beredar dan viral di media sosial terlihat para siswi mengantre untuk menjalani tes urine sebagai tes kehamilan.
Dengan didampingi guru perempuan, satu persatu siswi memasuki toilet untuk dites menggunakan alat tes kehamilan.
Hasil alat tersebut pun langsung dibawa oleh pihak guru tanpa diumumkan.
Kepala SMA Sulthan Baruna Sarman, mengungkapkan pada tiga tahun lalu salah seorang siswa berhenti sekolah akibat hamil.
“Jadi saat itu orangtuanya datang untuk menginformasikan jika anaknya hamil. Setelah libur semester siswa tersebut berhenti dan tidak melanjutkan sekolah,” kata dia.
Setelah terjadi peristiwa tersebut, pihak Sekolah berisiniatif untuk melakukan tes kehamilan setiap kegiatan belajar di semester baru.
“Setiap selesai libur semester kita jalankan tes urine untuk mengetahui siswi hamil atau tidak. Sudah rutin digelar sejak dua tahun terakhir, jadi setahun itu dua kali,” kata dia.
Menurut dia, tes urine tersebut dilakukan secara tertutup oleh para guru perempuan. “Biasanya tertutup, tapi mungkin kemarin ada guru yang memvideokan dan mengunggahnya di medsos hingga jadi viral,” kata dia.
Dia juga menyebut dalam pelaksanaan tes kehamilan beberapa hari lalu, total ada 53 siswi dari kelas X hingga XII yang menjalani tes.
” Hasilnya Seluruhnya negatif atau tidak hamil,” tutupnya.
Yudi Farrell