Cianjur, Liputan-6plus.com
Lapang Banteng di Kampung Babakan, Desa Maleber, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, kini menuai sorotan. Setelah adanya pergantian kepengurusan dan turunnya Surat Keputusan (SK) resmi dari pemerintah desa, warga justru menilai pengelolaan lapang semakin tidak terurus.
Dulunya, lapangan ini menjadi pusat kegiatan warga dari olahraga, tempat bersantai, hingga lokasi acara warga. Kini, kondisinya memprihatinkan. Rumput liar dibiarkan tumbuh tinggi, area jogging rusak, serta sampah berserakan. Lahan parkir yang sebelumnya rapi pun berubah menjadi semak.
Beberapa pedagang dan warga yang biasa beraktivitas di sekitar lapang menyampaikan keluhannya. Seorang pedagang menyatakan bahwa selama ini mereka dimintai iuran kebersihan saat ada acara, namun hasilnya tidak terlihat.
“Kami bukan menolak membayar. Tapi pengurus tidak transparan. Kami tidak tahu iuran itu dipakai untuk apa, karena kondisi lapang tetap kotor dan tidak terurus,” ujarnya.
Seorang warga lain yang terlibat dalam kegiatan bersih-bersih mengatakan bahwa kondisi lapang jauh memburuk dibanding masa pengelolaan sebelumnya. Ia menyebut kepengurusan baru terkesan abai terhadap kebersihan dan fungsi sosial lapang.
Sementara itu, perwakilan organisasi kepemudaan RT setempat mengingatkan agar pengurus tidak hanya aktif saat ada acara dan menarik iuran, tanpa tanggung jawab jelas.
“Ini ruang publik, bukan tempat mencari keuntungan pribadi. Kalau diberi amanah, harus dijalankan dengan baik,” tegasnya.
Warga berharap, pengurus dan pihak desa segera merespons keluhan ini agar Lapang Banteng kembali menjadi ruang terbuka yang bersih, layak, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Cep Awan