Cianjur, Jabar, Liputan-6plus.com
Soenda Berita, yang pertama kali diterbitkan pada 7 Februari 1903, merupakan surat kabar pertama yang sepenuhnya dikelola oleh pribumi Indonesia. Didirikan oleh Raden Mas Tirto Adhi Soerjo, surat kabar ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pers nasional Indonesia.
Soenda Berita tidak hanya sebagai media informasi, tetapi juga sebagai sarana perjuangan untuk membangkitkan kesadaran nasional di kalangan rakyat pribumi.
Tirto Adhi Soerjo, yang sebelumnya aktif di dunia jurnalistik melalui surat kabar Pembrita Betawi dan Warna Sari, memutuskan untuk mendirikan Soenda Berita dengan tujuan memberikan suara kepada rakyat pribumi yang selama ini terpinggirkan.
Surat kabar ini menjadi wadah bagi Tirto untuk menyuarakan kritik terhadap kebijakan kolonial Belanda dan memperjuangkan hak-hak rakyat. Dengan slogan “kepoenyaan kami pribumi”, Soenda Berita menegaskan identitasnya sebagai media yang dikelola dan ditujukan untuk kepentingan pribumi.
Namun, perjalanan Soenda Berita tidak berlangsung lama. Pada tahun 1906, surat kabar ini terpaksa berhenti terbit akibat kesulitan keuangan.
Upaya Tirto untuk menggalang dana dengan melakukan perjalanan panjang ke luar Jawa tidak membuahkan hasil yang diharapkan, sehingga menyebabkan Soenda Berita kehilangan dukungan finansial dan akhirnya berhenti terbit.
Meskipun Soenda Berita hanya bertahan selama tiga tahun, kontribusinya terhadap perkembangan pers di Indonesia sangat besar. Setelah penutupan Soenda Berita, Tirto Adhi Soerjo melanjutkan perjuangannya melalui pendirian Medan Prijaji pada tahun 1907.
Medan Prijaji menjadi surat kabar pertama yang sepenuhnya dikelola oleh pribumi dan diterbitkan dalam bahasa Melayu secara mingguan. Surat kabar ini menjadi sarana untuk menyebarkan semangat nasionalisme dan memperjuangkan hak-hak rakyat.
Kiprah Tirto Adhi Soerjo melalui Soenda Berita dan Medan Prijaji menunjukkan pentingnya peran pers dalam membentuk kesadaran nasional dan memperjuangkan hak-hak rakyat.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, semangat dan dedikasi Tirto dalam dunia jurnalistik tetap menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam memperjuangkan kebebasan pers dan keadilan sosial.
Cep Awan
